Nabi
SAW : “Hai iblis bagaimana perbuatanmu pada makhluk Allah ?”
Iblis
: “Adalah suatu kemajuan bagiku dalam
menggoda / menyesatkan, yaitu bagi perempuan yang merenggangkan kedua pahanya
kepada laki-laki yang bukan suaminya, sebagian diantaranya Allah SWT telah
memerintahkan seorang malaikat untuk menemui iblis (syaitan) supaya dia (iblis)
menghadap Rosulullah SAW untuk memberi tahu segala rahasianya (iblis), baik
yang disukai maupun yang dibencinya.
Hikmahnya
adalah untuk meningkatkan derajat Nabi Muhamad SAW dan sebagai peringatan serta
perisai kepada umat manusia, maka malaikat itupun berjumpa/ menemui iblis dan
berkata “ Hai iblis!!! bahwa Allah yang Maha Mulia dan Maha Besar memberi
perintah kepadamu untuk menghadap Rosul Muhamad SAW, hendaklah engkau buka
segala rahasiamu dan apapun yang ditanya Rasul, hendaklah engkau jawab dengan
sebenar-benarnya, jika engkau berdusta walau satu katapun, niscaya akan
terputus semua anggota badanmu serta disiksa dengan azab yang amat keras”.
Mendengar
ucapan malaikat yang dasyat itu, iblis sangat ketakutan, maka segeralah dia
menghadap Nabi Muhamad SAW dengan menyamar sebagai seorang laki-laki tua yang
buta sebelah matanya, dan berjanggut putih sepuluh helai, panjangnya seperti
ekor (buntut) lembu. Iblispun memberi salam sampai tiga kali, tapi tidak
dijawab oleh Rasul SAW. Maka iblis berkata “alaihi laknat” ya Rosulullah!
Mengapa engkau tidak menjawab salamku ?! bukankah salam itu sangat mulia disisi
Allah?!”.
Kemudian
Nabi SAW menjawab dengan tegas, “hai aduwullah seteru Allah!” kepadaku engkau
menunjukan kebaikanmu, janganlah engkau mencoba menipuku sebagaimana kau tipu
Nabi Adam AS sehingga beliau keluar dari syurga, Habil mati teraniaya dibunuh
Qabil dengan sebab hasutanmu, Nabi Ayub engkau tiup dengan asap berracun ketika
dia sedang sujud sembahyang hingga dia sengsara beberapa lama, kisah Nabi Daud
dengan perempuan Urya, Nabi Sulaeman meninggalkan kerajaannya karena engkau
menyamar sebagai isterinya dan begitu juga beberapa anbiya dan pendeta yang
telah menanggung sengsara akibat hasutanmu.
Hai
iblis! Sebenarnya salam itu sangat mulia disisi Allah Azza Wajalla, cuma
salammu saja aku tidak hendak menjawabnya karena diharamkan Allah, maka aku
kenal baik-baik engkaulah iblis, raja segala syaitan dan jin yang menyamar
diri, apa hendakmu menemuiku laknat iblis?!
Jawab
iblis “ya Nabi Allah..! janganlah engkau marah karena engkau adalah khatamul
anbiya maka engkau dapat mengenali penyamaranku, kedatanganku adalah diperintah
Allah untuk memberitahu segala tipu dayaku terhadap umatmu dari zaman Nabi Adam
hingga akhir zaman. Ya Nabi Allah..setiap apa yang engkau tanyakan, aku
bersedia menerangkan satu persatu dengan sebenarnya, tidaklah aku berani
menyembunyikan/ berbohong walau satu kata.
Kemudian
iblis bersumpah menyebut nama Allah dan berkata “ ya Rasulullah..! sekiranya
aku berdusta walau sepatah katapun niscaya hancur leburlah badanku menjadi
abu”.
Mendengar
sumpah iblis itu, Nabipun tersenyum dan berkata dalam hatinya, “inilah satu
peluangku untuk mengetahui segala perbuatannya agar didengar oleh sekalian
sahabat yang ada di majlis ini dan menjadi perisai kepada seluruh umatku”.
Nabi
SAW : “Hai iblis siapakah sebesar-besar musuhmu dan bagaimana aku terhadapmu ?”
Iblis
: “Ya Nabi Allah..! Engkau adalah musuhku yang paling besar
diantara segala musuhku dimuka bumi ini”
Maka
Nabipun memandang iblis itu, dan iblispun menggeletar karena ketakutan, lalu
iblis berkata lagi…
“yaa
khatamul anbiya, adapun aku dapat merubah diriku seperti manusia, binatang, dan
lain-lain hingga rupa dan suara pun tidak berbeda, kecuali dirimu saja yang
tidak dapat aku tiru karena dicegah oleh Allah. Sekiranya aku menyerupai
dirimu, maka terbakarlah diriku menjadi abu. Aku cabut niat/itikad anak cucu Adam
(manusia) supaya menjadi kafir karena engkau berusaha memberi nasihat dan
pengajaran supaya mereka kuat untuk memeluk Agama Islam, begitu juga aku
berusaha menarik mereka menjadi kafir, murtad atau munafik, aku akan menarik
seluruh umat Islam dari jalan benar menuju ke jalan yang sesat, supaya mereka
masuk ke dalam neraka dan kekal di dalamnya bersamaku”
hingga
mengeluarkan benih yang salah sifatnya, aku goda semua manusia supaya
meninggalkan shalat, terbuai dengan makan dan minum, berbuat durhaka, aku
lalaikan mereka dengan harta benda daripada emas, perak, intan dan permata,
rumahnya, tanahnya, ladangnya, supaya hasilnya dibelanjakan ke jalan haram.
Demikian juga ketika mereka
berpesta yang bercampur antara lelaki dan perempuan, disana aku lepaskan
sebesar-besar godaan supaya hilang peraturan dan minum arak. Apabila terminum arak
itu maka hilanglah akal, pikiran, dan rasa malunya, lalu aku ulurkan tali cinta
dan terbukalah beberapa pintu maksiat yang besar, kemudian datang perasaan
hasud, dengki, sampai pada pekerja zina.
Apabila terjadi kasih antara
mereka, terpaksalah mereka mencari uang dengan menjadi penipu, peminjam haram,
bahkan mencuri, dan apabila mereka teringat akan kesalahan dan dosanya, lalu
orang tersebut hendak bertaubat atau beramal soleh dan beribadah, aku akan
tetap rayu mereka supaya mereka menangguhkan / menunda ibadahnya, bertambah
keras aku goda mereka supaya terus menambahkan maksiat, ada diantara mereka
yang sampai mengambil/menggoda isteri orang lain, bila tergoda hati perempuan
itu, maka datanglah rasa bangga, ria, takabur, angkuh, megah, sombong, sehingga
mereka lengah akan amal ibadah yang akan dikerjakannya itu, bila pada lidahnya..
mereka akan gemar berdusta, mencela orang lain, mengumpat dan lain-lain.
Demikian mereka ku goda setiap saat”.
Nabi SAW : “Hai iblis !
mengapa engkau bersusah payah melakukan pekerjaan yang tidak mendatangkan
faedah bahkan menambah laknat yang besar serta siksa yang besar di neraka yang
paling bawah, hai yang dikutuk Allah?! siapa yang menjadikanmu? Siapa yang
melanjutkan/ menambah panjang umurmu? Siapa yang menerangkan matamu ? siapa
yang memberi pendengaranmu ? siapa yang memberi kekuatan anggota badanmu ?
Iblis
: “Semua itu adalah anugerah dari Allah Yang Maha Besar juga, tapi karena
nafsu dan takabur membuatku menjadi jahat sejahat-jahatnya. Engkau lebih tahu
bahwa diriku telah beribu-ribu tahun menjadi ketua malaikat dan pangkatku telah
dinaikan dari satu langit ke satu langit yang tinggi, kemudian aku tinggal di
bumi ini beribadat bersama sekalian malaikat sampai beberapa waktu lamanya,
tiba-tiba datang firman Allah SWT yang hendak menjadikan seorang khalifah di
bumi ini, maka akupun membantah, lalu Allah menciptakan lelaki (Nabi Adam AS)
lalu diperintahkan oleh Allah kepada seluruh malaikat untuk memberi hormat
kepada lelaki itu (Nabi Adam AS) dan semua malaikat memberi hormat kecuali aku
yang ingkar, oleh karena itu Allah sangat murka kepadaku dan wajahku yang
tadinya tampan rupawan serta bercahaya berubah menjadi keji dan kelam, aku
merasa sakit hati.
Kemudian
Allah menjadikan Adam AS raja di syurga serta dikaruniai seorang permaisuri
(St.Hawa) yang memerintah seluruh bidadari, aku bertambah dengki dan dendam
kepada mereka, akhirnya aku berhasil menipu mereka melalui Siti Hawa yang
menyuruh Adam memakan buah khuldi, lalu keduanya diusir dari syurga ke dunia
ini, keduanya berpisah beberapa tahun dan kemudian dipertemukan Allah di Padang
Arafah hingga mereka mendapatkan beberapa anak, kemudian aku menghasut anak
lelakinya Qabil supaya membunuh saudaranya Habil, itu pun aku masih tidak puas
hati, dan berbagai tipu daya aku lakukan kepada anak cucu Adam hingga hari
kiamat.
Sebelum
engkau lahir ke dunia ya khatamul anbiya, aku beserta bala tentaraku dengan
mudah dapat naik ke langit untuk mencuri segala rahasia serta tulisan yang
menyuruh manusia berbuat ibadat serta balasan pahala dan syurga, kemudian aku
turun lagi ke dunia dan memberitahu kepada manusia yang lain (palsu) daripada
apa yang sebenarnya aku dapatkan, dengan berbagai tipu daya hingga mereka
tersesat dengan berbagai kitab, bid”ah, dan carut marut kehidupan.
Tetapi
ketika engkau lahir ya Rasul Allah, maka aku tidak bisa dan tidak dibenarkan
oleh Allah untuk naik lagi ke langit untuk bisa mencuri rahasia itu, karena
banyak malaikat yang menjaga setiap saat, setiap lapisan pintu langit, dan jika
aku bersikeras/ memaksa hendak naik ke langit, maka malaikat akan melontarkan
anak panah dari api yang menyala, sudah banyak bala tentaraku yang terkena
lontaran malaikat itu dan semuanya terbakar menjadi abu. Maka besarlah
kesusahanku dan bala tentaraku untuk menjalankan tugas menghasut”.
Nabi
SAW : “Hai iblis ! Apakah yang pertama kali engkau tipu dari manusia ?”
Iblis
: “Pertama sekali aku palingkan niat/ itikad imannya supaya menjadi kafir,
juga ada dari segi perbuatan, perkataan, kelakuan atau hatinya (walaupun mereka
memeluk agama Islam tapi akhlak, tingkah laku perkataan dan perbuatannya
seperti orang kafir). Jika tidak berhasil juga aku akan tarik dengan cara
mengurangi pahala ibadahnya, lama kelamaan mereka akan terjerumus mengikuti
kemauan/ jalanku”.
Nabi
SAW : “Hai iblis.!! jika umatku shalat karena Allah, bagaimana keadaanmu ?”
Iblis :“Sebesar-besarnya
kesusahanku, gemetarlah badanku dan lemah tulang sendiku, maka aku kerahkan berpuluh-puluh (iblis) bala tentaraku
untuk datang menggoda pada manusia yang shalat itu pada setiap anggota
badannya, sebagian masuk pasa anggota badannya supaya merasa malas untuk
shalat, merasa waswas, lupa bilangan rakaatnya, ingat dan atau bimbang pada
pekerjaan, dagangan atau harta yang ditinggalkannya, mereka senantiasa ingin
cepat selesai shalatnya, hilang khusyunya, matanya senantiasa menjeling/ melirik
ke kiri dan kanan, telinganya senantiasa mendengar suara orang bisara/ bercakap
serta bunyi-bunyian lain, sebagian bala tentaraku duduk dibelakang badan orang
yang shalat itu supaya dia tidak kuasa untuk sujud lebih lama, merasa penat/ pegal
waktu duduk tahiyat, ada pula bala tentaraku yang masuk ke dalam hatinya supaya
didalam hatinya ingin cepat selesai shalatnya.
Itu semua dilakukan supaya pahala
shalat/ ibadat mereka berkurang / tidak banyak. Jika para iblis (bala
tentaraku) itu tidak berhasil menggoda manusia yang sedang shalat itu, maka aku
sendiri yang akan menghukum mereka (bala tentaraku) dengan seberat-berat
hukuman.”
Nabi
SAW : “Jika umatku membaca Al Qur’an karena Allah, bagaimana perasaanmu ?”
Iblis
: “Jika mereka membaca Al Qur’an karena Allah, maka rasa terbakarlah tubuhku,
putus-putus setiap uratku, lalu aku lari menjauhi orang tersebut.”
Nabi
SAW : “Jika umatku mengerjakan Ibadah Haji karena Allah, bagaimana perasaanmu ?”
Iblis
: “Binasalah diriku, gugurlah tulangku karena mereka telah mencukupkan rukun
Islamnya”
Nabi
SAW : “Jika umatku berpuasa karena Allah,
maka bagaimana perasaanmu ?”
Iblis
: “Yaa Rasulullah..! inilah bencana yang paling besar bahayanya padaku,
apabila masuk bulan Ramadhan,
maka memancarlah cahaya Arasyi dan Kursyi, bahkan seluruh malaikat menyambut
dengan suka cita. Bagi orang yang berpuasa, Allah akan mengampunkan segala
dosanya yang telah lalu dan digantikan dengan pahala yang amat besar, serta
tidak dicatatkan dosanya selama dia berpuasa.
Yang
menghancurkan hatiku adalah segala isi langit dan bumi, yakni malaikat, bulan,
bintang, burung, ikan, dan lainnya, semuanya siang malam mendo’akan /
memintakan ampunan kepada Allah bagi orang yang berpuasa itu. Satu lagi ialah
orang berpuasa di merdeka kan/ dibebaskan pada setiap masa dari azab neraka.
Bahkan semua pintu neraka ditutup tetapi semua pintu syurga dibuka
seluas-luasnya, serta dihembuskan angin dari bawah Arasyi yang bernama angin
syirah yang amat lembut ke dalam syurga.
Pada
hari umatmu mulai berpuasa, dengan perintah Allah datanglah sekalian malaikat
dengan garangnya menangkapku dan bala tentaraku (jin, syaitan, ifrit) lalu kami
dipasung kaki dan tangan kami dengan besi panas dan dirantai serta dimasukan ke
bawah perut bumi yang amat dalam, disana pula beberapa azab yang lain telah
menunggu kami.
Setelah
habis umatmu berpuasa barulah aku dan bala tentaraku dilepaskan oleh Allah
dengan perintah agar tidak mengganggu umatmu. Umatmu sendiri telah merasakan
ketenangan berpuasa sebagaimana mereka bekerja dan bersahur seorang diri
ditengah malam tanpa rasa takut dibandingkan bulan-bulan yang lain”.
Nabi
SAW : “ Hai iblis..! bagaimana seluruh sahabatku menurutmu ?”
Iblis
: “seluruh sahabatmu juga adalah sebesar-besarnya musuh/ seteruku. Tidak ada
upayaku melawannya dan tidak satupun tipu dayaku yang dapat masuk kepada
mereka, karena safaat engkau.
“sayidina
Abu Bakar As-Siddik sebelum bersamamu pun aku tidak dapat mendekatinya, apalagi
setelah berdampingan denganmu, beliau begitu percaya atas kebenaranmu hingga
dia menjadi Wazirul ‘azam, bahkan engkau sendiri telah mengatakan : jika
ditimbang seluruh isi dunia ini dengan amal kebajikan Abu Bakar, maka akan
lebih berat amal kebajikan beliau. Ditambah pula ia telah menjadi mertuamu
karena engkau menikah dengan anaknya yaitu sayidatina Aisyah RA yang juga
banyak menghafal hadits-haditsmu.
“Sayidina
Umar Al Khatab, juga tidaklah berani aku memandang wajahnya karena dia sangat
keras menjalankan syariat Islam dengan seksama. Jika aku pandang wajahnya, maka
gemetarlah segala tulang sendiku karena sangat takut, hal ini karena imannya
sangat kuat apalagi engkau telah mengatakan “ jikalah ada nabi sesudahku, maka
Umar boleh menggantikan aku”, karena dia adalah orang harapanmu serta pandai
membedakan anatara kafir dan Islam hingga dia diberi gelar Al Faruq”.
“Sayidina
Usman Al Affan lagi, aku tidak bisa bertemu dia, karena lidahnya selalu
bergerak membaca Al Qur’an. Dia penghulu orang sabar, penghulu orang mati
syahid, dan menjadi menantumu sebanyak dua kali. Karena taatnya banyak malaikat
datang melawat dan memberi hormat kepadanya, malaikat merasa sangat malu kepada
Usman hingga engkau mengatakan “ barang siapa menulis Bismillahirrahmaanirrahii
pada kitab atau kertas-kertas dengan dakwat merah, niscaya mendapat pahala
seperti pahala Usman mati syahid”.
“
Sayidina Ali Abi Thalib pun itu aku sangat takut karena hebatnya dan gagahnya
dia di medan perang, tetapi sangat sopan santun, alim orangnya. Jika iblis/ syaitan
dan jin memandang beliau, maka terbakarlah kedua mata mereka karena dia sangat
kuat beribadah serta beliau adalah golongan orang pertama memeluk Agama Islam
dan tidak pernah menundukan kepalanya kepada sembarang berhala. Beliau bergelar
“Karamallahuwajhahu” di muliakan Allah akan wajahnya dan juga “Harimau Allah”
dan engkau sendiri berkata “Akulah negeri segala ilmu dan Ali itu pintunya”
ditambah pula dia menjadi menantumu, maka semakin ngeri aku kepadanya.”
Nabi
SAW : “Bagaimana tipu daya engkau kepada umatku ?”
Iblis
: “Umatmu itu ada 3 macam”:
“Yang pertama”, Umatmu seperti
hujan dari langit yang menghidupkan segala tumbuhan, yaitu ulama yang memeberi
nasihat kepada manusia supaya mengerjakan perintah Allah /kebajikan serta
meninggalkan laranganNYA, seperti kata Jibril AS “ ulama itu adalah pelita
dunia dan pelita akhirat”
“Yang kedua”, Umatmu seperti tanah, yaitu orang
yang sabar, syukur dan ridho dengan apapun karunia Allah, berbuat amal sholeh,
tawakal dalam kebajikan’
“Yang ketiga”, Umatmu seperti
firaun, terlampau tamak dengan harta benda, dunia, serta menghilangkan amal
akhirat, maka akupun bersuka cita, lalu aku masuk kedalam badannya, kemudian
aku putarkan hatinya ke lautan durhaka, dan aku hela kemana saja mengikuti
kehendakku. Jadi dia senantiasa bimbang kepada dunia, tidak hendak menuntut
ilmu agama, tidak beramal ibadat, tidak mau mengeluarkan zakat.
Bila dia miskin, dia mau
beribadat, lalu aku goda supaya minta kaya dulu, dan apabila diijinkan oleh
Allah dia menjadi kaya, maka aku goda supaya dia melupakan janjinya untuk
beribadat, untuk beramal soleh, dan tidak membayar zakat seperti janji dia
ketika masih miskin, seperti Qorun yang tenggelam dengan istana mahligainya.
Bila umatmu terkena penyakit,
mereka tidak sabar, mereka tidak tawakal kepada Allah, mereka tetap tamak,
senantiasa selalu bimbang memikirkan harta, dan sebagian orang asik berebut
dunia, harta, berbicara besar/ angkuh, bercakap besar terhadap sesama Islam,
benci dan menghina kepada yang miskin, membelanjakan hartanya untuk jalan
maksiat, tempat judi dan perempuan lacur, mereka adalah menemaniku di neraka’.
Nabi
SAW : “Siapa yang serupa / sama dengan engkau wahai iblis !?”
Iblis
: “Orang-orang yang meringankan/ menganggap rendah syariatmu dan membenci
orang Yang belajar Agama Islam”
Nabi
SAW : “Siapa yang mencahayakan muka engkau wahai iblis ?!”
Iblis
: “Orang yang berdosa, bersumpah bohong, bersaksi palsu, pemungkir janji”
Nabi
SAW : “Apakah rahasia engkau kepada umatku ?”
Iblis
: “Jika seorang Islam pergi untuk buang
hajat besar, tapi dia tidak membaca do’a pelindung syaitan, maka aku
gosok-gosokan najisnya sendiri ke badannya tanpa ia sadari”.
Nabi
SAW : “Jika umatku bersatu dengan isteri / suaminya, bagaimana hal engkau ?”
Iblis
: “Jika umatmu hendak bersetubuh dengan isterinya serta membaca do’a
pelindung syaitan, maka larilah aku dari padanya, jika mereka tidak membaca
do’a pelindung syaitan, maka aku akan bersetubuh lebih dulu dengan isterinya,
kemudian bercampurlah benihku dengan benih isterinya, dan jika kemudian menjadi
bayi/ anak, maka anak itu akan gemar pada pekerjaan maksiat, malas apada
kebaikan, dan menjadi anak yang durhaka, semua ini karena kealpaan ibu bapaknya
sendiri.
Begitu
juga jika mereka makan tanpa membaca do’a atau basmalah lebih dahulu, maka aku
yang lebih dulu makan dari padanya, maka ketika mereka makan, tiadalah mereka
merasa kenyang”.
Nabi
SAW : “Dengan jalan apa umatku dapat menolak tipu daya engkau wahai iblis ??!!”
Iblis
: “Jika dia berbuat dosa, maka dia kembali bertaubat kepada Allah, menangis
menyesali akan perbuatannya. Apabila marah, segera mengambil air wudhu, maka
padamlah marahnya”.
Nabi
SAW : “Hai iblis..!! Siapa orang yang paling engkau sukai??”
Iblis
: “Lelaki dan perempuan yang tidak mencukur bulu ketiak atau bulu ari-ari(bulu
kemaluan) selama 40 hari, karena disitulah aku mengecilkan diri, bersarang,
bergantung, berbuai seperti pijat pada bulu itu”
Nabi
saw : “Hai iblis..!! siapakah saudara engkau ?!”
Iblis
: “Diantaranya adalah orang yang tidur meniarap / telungkup, orang yang tidur
yang matanya terbuka (mendusin atau bangun dari tidurnya) di waktu subuh tetapi
menyambung tidur lagi, lalu aku buat dia terlena hingga terbit fajar, demikian
juga pada waktu djuhur, ashar, maghrib dan isya, aku beratkan hatinya untuk
shalat.”
Nabi
SAW : “Apakah jalan yang membinasakan engkau wahai iblis !!!??”
Iblis
: “Orang yang banyak menyebut nama Allah, bersedekah dengan tidak diketahui
orang lain, banyak bertaubat, banyak tadarus /membaca Al Qur’an dan mereka yang
shalat tengah malam karena Allah”
Nabi
SAW : “Hai iblis! Apa yang memecahkan mata engkau ..?”
Iblis
: “Orang yang duduk di dalam Mesjid serta beriktifar di dalamnya.”
Nabi
SAW : “Apa lagi yang memecahkan mata engkau, wahai iblis !?”
Iblis
: “Orang yang taat kepada kedua orang tuanya, mendengar kata mereka, membantu
(memberi) makan, pakaian kepada orang tua /mertua selama mereka hidup dan mampu,
karena engkau telah bersabda “syurga itu dibawah telapak kaki ibu”.
mohon maaf bila ada kesalahan...