Imam Muslim
menuturkan sebuah riwayat, bahwasanya Rasulullah saw bersabda; "Ada dua
golongan manusia yang menjadi penghuni neraka, yang sebelumnya aku tidak pernah
melihatnya; yakni, sekelompok orang yang memiliki cambuk seperti ekor sapi yang
digunakan untuk menyakiti umat manusia; dan wanita yang membuka auratnya dan
berpakaian tipis merangsang berlenggak-lenggok dan berlagak, kepalanya digelung
seperti punuk onta. Mereka tidak akan dapat masuk surga dan mencium baunya.
Padahal, bau surga dapat tercium dari jarak sekian-sekian.”[HR. Imam Muslim].
Di dalam Syarah
Shahih Muslim, Imam Nawawiy berkata, “Hadits ini termasuk salah satu mukjizat
kenabian. Sungguh, akan muncul kedua golongan itu. Hadits ini bertutur tentang
celaan kepada dua golongan tersebut. Sebagian ‘ulama berpendapat, bahwa maksud
dari hadits ini adalah wanita-wanita yang ingkar terhadap nikmat, dan tidak
pernah bersyukur atas karunia Allah. Sedangkan ulama lain berpendapat, bahwa
mereka adalah wanita-wanita yang menutup sebagian tubuhnya, dan menyingkap
sebagian tubuhnya yang lain, untuk menampakkan kecantikannya atau karena tujuan
yang lain. Sebagian ulama lain berpendapat, mereka adalah wanita yang
mengenakan pakaian tipis yang menampakkan warna kulitnya (transparan)…Kepala
mereka digelung dengan kain kerudung, sorban, atau yang lainnya, hingga tampak
besar seperti punuk onta.”
Imam Ahmad juga
meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Hurairah dengan redaksi berbeda.
صِنْفَانِمِنْ
أَهْلِ النَّارِ لَا أَرَاهُمَا بَعْدُ نِسَاءٌ كَاسِيَاتٌعَارِيَاتٌ مَائِلَاتٌ
مُمِيلَاتٌ عَلَى رُءُوسِهِنَّ مِثْلُ أَسْنِمَةِالْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لَا
يَرَيْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَاوَرِجَالٌ مَعَهُمْ أَسْوَاطٌ
كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَاالنَّاسَ
“Ada dua golongan
penghuni neraka, yang aku tidak pernah melihat keduanya sebelumnya. Wanita-wanita
yang telanjang, berpakaian tipis, dan berlenggak-lenggok, dan kepalanya
digelung seperti punuk onta. Mereka tidak akan masuk surga, dan mencium baunya.
Dan laki-laki yang memiliki cambuk seperti ekor sapi yang digunakan untuk
menyakiti umat manusia “[HR. Imam Ahmad]
Hadits-hadits di
atas merupakan ancaman yang sangat keras bagi wanita yang menampakkan sebagian
atau keseluruhan auratnya, berbusana tipis, dan berlenggak-lenggok.
Aurat Wanita;
Seluruh Tubuh Selain Muka dan Kedua Telapak Tangan
Jumhur ‘ulama
bersepakat; aurat wanita meliputi seluruh tubuh, kecuali muka dan kedua telapak
tangan. Dalilnya adalah firman Allah swt:
وَقُلْلِلْمُؤْمِنَاتِ
يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَفُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ
زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَاوَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى
جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَزِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ
ءَابَائِهِنَّ أَوْ ءَابَاءِبُعُولَتِهِنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي
الْإِرْبَةِ مِنَالرِّجَالِأَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى
عَوْرَاتِالنِّسَاءِ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا
يُخْفِينَمِنْ زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا
أَيُّهَاالْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Katakanlah kepada
wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara
kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang
(biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke
dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka,
atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau
putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau
putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan
mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau
pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau
anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka
memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah
kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu
beruntung.”[al-Nuur:31]
Menurut Imam
Thabariy dalam Tafsir al-Thabariy, juz 18/118, makna yang lebih tepat untuk
“perhiasan yang biasa tampak” adalah muka dan telapak tangan. Keduanya bukanlah
aurat, dan boleh ditampakkan di kehidupan umum. Sedangkan selain muka dan
telapak tangan adalah aurat, dan tidak boleh ditampakkan kepada laki-laki
asing, kecuali suami dan mahram. Penafsiran semacam ini didasarkan pada sebuah
riwayat shahih; Aisyah ra telah menceritakan, bahwa Asma binti Abu Bakar masuk
ke ruangan wanita dengan berpakaian tipis, maka Rasulullah saw. pun berpaling
seraya berkata;
يَاأَسْمَاءُ إِنَّ
الْمَرْأَةَ إِذَا بَلَغَتْ الْمَحِيضَ لَمْ تَصْلُحْأَنْ يُرَى مِنْهَا إِلَّا
هَذَا وَهَذَا وَأَشَارَ إِلَى وَجْهِهِوَكَفَّيْهِ
“Wahai Asma’
sesungguhnya perempuan itu jika telah baligh tidak pantas menampakkan tubuhnya
kecuali ini dan ini, sambil menunjuk telapak tangan dan wajahnya.”[HR. Muslim]
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Ada dua golongan
dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki
cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang
berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta
yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium
baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekiandan sekian.” (HR.
Muslim no. 2128)
Hadits ini
merupakan tanda mukjizat kenabian. Kedua golongan ini sudah ada di zaman kita
saat ini. Hadits ini sangat mencela dua golongan semacam ini. Kerusakan seperti
ini tidak muncul di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamkarena sucinya
zaman beliau, namun kerusakan ini baru terjadi setelah masa beliau hidup (Lihat
Syarh Muslim, 9/240 dan Faidul Qodir, 4/275).
Wahai Rabbku. Dan
zaman ini lebih nyata lagi terjadi dan kerusakannya lebih parah.
Saudariku,
pahamilah makna ‘kasiyatun ‘ariyatun’
An Nawawi dalam
Syarh Muslim ketika menjelaskan hadits di atas mengatakan bahwa ada beberapa
makna kasiyatun ‘ariyatun.
1. Makna pertama:
wanita yang mendapat nikmat Allah, namun enggan bersyukur kepada-Nya.
2. Makna kedua:
wanita yang mengenakan pakaian, namun kosong dari amalan kebaikan dan tidak mau
mengutamakan akhiratnya serta enggan melakukan ketaatan kepada Allah.
3. Makna ketiga:
wanita yang menyingkap sebagian anggota tubuhnya, sengaja menampakkan keindahan
tubuhnya. Inilah yang dimaksud wanita yang berpakaian tetapi telanjang.
4. Makna keempat:
wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita
tersebut berpakaian, namun sebenarnya telanjang. (Lihat Syarh Muslim, 9/240)
Pengertian yang
disampaikan An Nawawi di atas, ada yang bermakna konkrit dan ada yang bermakna
maknawi (abstrak). Begitu pula dijelaskan oleh ulama lainnya sebagai berikut.
Ibnu ‘Abdil Barr
rahimahullah mengatakan, “Makna kasiyatun ‘ariyatun adalah para wanita yang
memakai pakaian yang tipis yang menggambarkan bentuk tubuhnya, pakaian tersebut
belum menutupi (anggota tubuh yang wajib ditutupi dengan sempurna). Mereka
memang berpakaian, namun pada hakikatnya mereka telanjang.” (Jilbab Al Mar’ah
Muslimah, 125-126)
Al Munawi dalam
Faidul Qodir mengatakan mengenai makna kasiyatun ‘ariyatun, “Senyatanya memang
wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya dia telanjang. Karena wanita
tersebut mengenakan pakaian yang tipis sehingga dapat menampakkan kulitnya.
Makna lainnya adalah dia menampakkan perhiasannya, namun tidak mau mengenakan
pakaian takwa. Makna lainnya adalah dia mendapatkan nikmat, namun enggan untuk
bersyukur pada Allah. Makna lainnya lagi adalah dia berpakaian, namun kosong
dari amalan kebaikan. Makna lainnya lagi adalah dia menutup sebagian badannya,
namun dia membuka sebagian anggota tubuhnya (yang wajib ditutupi) untuk
menampakkan keindahan dirinya.” (Faidul Qodir, 4/275)
Hal yang sama juga
dikatakan oleh Ibnul Jauziy. Beliau mengatakan bahwa makna kasiyatun ‘ariyatun
ada tiga makna.
- Pertama: wanita
yang memakai pakaian tipis, sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita
seperti ini memang memakai jilbab, namun sebenarnya dia telanjang.
- Kedua: wanita yang
membuka sebagian anggota tubuhnya (yang wajib ditutup). Wanita ini sebenarnya
telanjang.
- Ketiga: wanita
yang mendapatkan nikmat Allah, namun kosong dari syukur kepada-Nya. (Kasyful
Musykil min Haditsi Ash Shohihain, 1/1031)
Kesimpulannya
adalah kasiyatun ‘ariyat dapat kita maknakan: wanita yang memakai pakaian tipis
sehingga nampak bagian dalam tubuhnya dan wanita yang membuka sebagian aurat
yang wajib dia tutup.
Tidakkah Engkau
Takut dengan Ancaman Ini..!!!????
Lihatlah ancaman
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Memakaian pakaian tetapi sebenarnya
telanjang, dikatakan oleh beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “wanita seperti
itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya
tercium selama perjalanan sekian dan sekian.”
Perhatikanlah
saudariku, ancaman ini bukanlah ancaman biasa. Perkara ini bukan perkara
sepele. Dosanya bukan hanya dosa kecil. Lihatlah ancaman Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam di atas. Wanita seperti ini dikatakan tidak akan masuk surga
dan bau surga saja tidak akan dicium. Tidakkah kita takut dengan ancaman
seperti ini?
An Nawawi
rahimahullah menjelaskan maksud sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
‘wanita tersebut tidak akan masuk surga’. Inti dari penjelasan beliau
rahimahullah: "Jika wanita tersebut
menghalalkan perbuatan ini yang sebenarnya haram dan dia pun sudah mengetahui
keharaman hal ini, namun masih menganggap halal untuk membuka anggota tubuhnya
yang wajib ditutup (atau menghalalkan memakai pakaian yang tipis), maka wanita
seperti ini kafir, kekal dalam neraka dan dia tidak akan masuk surga selamanya.
Dapat kita
maknakan juga bahwa wanita seperti ini tidak akan masuk surga untuk pertama
kalinya. Jika memang dia ahlu tauhid, dia nantinya juga akan masuk surga.
Wallahu Ta’ala a’lam. (Lihat Syarh Muslim, 9/240)
Jika ancaman ini
telah jelas, lalu kenapa sebagian wanita masih membuka auratnya di khalayak
ramai dengan memakai rok hanya setinggi betis? Kenapa mereka begitu senangnya
memamerkan paha di depan orang lain? Kenapa mereka masih senang memperlihatkan
rambut yang wajib ditutupi? Kenapa mereka masih menampakkan telapak kaki yang
juga harus ditutupi? Kenapa pula masih memperlihatkan leher?!
Sadarlah, wahai
saudariku! Bangkitlah dari kemalasanmu! Taatilah Allah dan Rasul-Nya! Mulailah
dari sekarang untuk merubah diri menjadi yang lebih baik ….
0 comments:
Posting Komentar