Percayalah...!
walaupun kita punya gaji 10 juta, tidak sulit bagi Allah sehingga kita punya
kebutuhan 12 juta. Kita punya gaji 15 juta, tapi apa artinya jika Allah memberi
penyakit seharga 16 juta, sudah tekor itu. Tak masalah jabatan kita kecil dalam
pandangan manusia, tapi besar dalam pandangan Allah karena kita dapat
mempertanggungjawabkannya. Tidak apa-apa kita tidak mendapatkan pujian,
penghormatan dari makhluk, tapi mendapat penghormatan yang besar dari Allah
SWT. http://alcsukajaya.blogspot.com
TIADA keberuntungan yang sangat besar dalam hidup ini, kecuali orang yang
tidak memiliki sandaran, selain bersandar kepada Allah. Dengan meyakini bahwa
memang Allah-lah yang menguasai segala-galanya; mutlak, tidak ada satu celah
pun yang luput dari kekuasaan Allah, tidak ada satu noktah sekecil apapun yang
luput dari genggaman Allah. Total, sempurna, segala-galanya Allah yang membuat,
Allah yang mengurus, Allah yang menguasai.
Adapun kita, manusia, diberi kebebasan untuk memilih, "Faalhamaha fujuraha
wataqwaaha". "Dan sudah diilhamkan di hati manusia untuk memilih mana
kebaikan dan mana keburukan". Potensi baik dan potensi buruk telah
diberikan, kita tinggal memilih mana yang akan kita kembangkan dalam hidup ini.
Oleh karena itu, jangan salahkan siapapun andaikata kita termasuk berkelakuan
buruk dan terpuruk, kecuali dirinyalah yang memilih menjadi buruk,
naudzubillah.
Punya tabungan uang, mudah bagi Allah untuk mengambilnya. Cukup saja dibuat
urusan sehingga kita harus mengganti dan lebih besar dari tabungan kita. Demi
Allah, tidak ada yang harus kita gantungi selain hanya Allah saja. Punya bapak
seorang pejabat, punya kekuasaan, mudah bagi Allah untuk memberikan penyakit
yang membuat bapak kita tidak bisa melakukan apapun.
Sayangnya tidak setiap Muslim benar-benar mempersiapkan diri dan paham arti
hidup. Sebagian masih sebatas mengetahui kemudian lalai terhadapNya. Sebagian
lain tidak lalai namun terkesan apa adanya. Padahal aksioma yang tak
terbantahkan suatu saat, entah kapan, kita pasti akan menemui kematian.
Bagi orang yang beriman masih beruntung karena dosa-dosanya akan diampuni oleh
Allah. Tetapi bagi mereka yang kafir dan munafiq, sungguh akhirat adalah tempat
yang tak pernah mereka harapkan. Sebab di akhirat mereka tak henti-henti minta
ampun dan menyesal sejadi-jadinya karena gagal mengisi waktu di dunia dengan
menunaikan amal-amal sholeh.
وَأَنفِقُوا مِن مَّا رَزَقْنَاكُم مِّن قَبْلِ أَن
يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ
قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ الصَّالِحِي وَلَن يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْساً إِذَا جَاء أَجَلُهَا
وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum
datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya
Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang
dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang
shaleh?"
“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila
telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu
kerjakan.” (QS. 63: 10 – 11).